Hilangnya 3 Keperawananku Nama panggilanku Mayang. 21 tahun, bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, Aku tergolong wanita dengan wajah biasa-biasa saja dengan tinggi badan 169 cm dan berat 50 kg, rambut seleher, kulit putih, banyak yang bilang aku memiliki bentuk tubuh yang bagus, sangat proposional. Sejak remaja, kehidupan sosialku tergolong cukup aE~konservatifaE?. Berbeda dengan kawan lainnya yang bebas berteman atau berpacaran, sementara aku hanya boleh dikunjungi kawan atau pulang bermain sampai jam 8 malam, terlambat sedikit saja aku akan seperti pesakitan yang diinterogasi polisi oleh orangtua. Setelah bekerja barulah aku mendapat kebebasan. Akhir Januari aE~91 adalah pertama kali aku berkenalan dengan Dito (37) cukup unik, salah sambung telpon yang mengakibatkan salah pengertian, sehingga menimbulkan argumentasi yang sengit. Namun setelah menyadari kesalahannya Ia minta maaf berkali-kali, ini dilanjutkan dihari-hari berikutnya, Ia pun kemudian semakin sering menelpon. Dito adalah seorang pimpinan divisi dikantornya, lima tahun menduda. Aku begitu terkesan dengan suaranya yang sangat bersahabat, apalagi banyolan2nya yang segar membuat waktu istirahat dikantor lebih ceria. Aneh rasanya seperti ada sesuatu yang hilang bila Ia tidak menelpon, sialnya, aku tidak berani menghubunginya walau hati kecil mendesak untuk memutar no. telponnya. Tiga bulan sudah kami bertelepon, sepertinya Ia tidak punya keinginan untuk bertemu muka, hal itu membuat aku sangat panasaran. Aku sangat menunggu saat2 dimana ada kesempatan untuk mengemukakan keinginan untuk bertemu dengannya tanpa harus kehilangan muka. Pucuk dicinta ulam tiba, kata pepatah, suatu saat diakhir minggu-seperti biasanya-Ia menelpon untuk mengatakan aEshave a nice weekendaEt Aku memberanikan menanyakan rencananya menghabiskan aE~long weekendaE? karena Seninnya tanggal merah. Keesokan hari, saat sampai dirumahnya aku sempat ragu, rasanya ingin kembali pulang, namun entah kenapa tanganku lebih memilih menekan bel daripada melangkah pulang. Tak lama kemudian dari dalam rumah keluar lelaki berperawakan sedang, berkulit coklat mengenakan jeans dengan T-shirt hitam dengan wajah yang tidak terlalu istimewa namun dihiasi senyum yang sangat menarik Sesampai di ruang tamu bergaya aE~JepangaE?-tidak ada kursi hanya bantal2 besar dan meja-paviliun kecil dengan kesan lelaki yang sangat kuat. Setengah jam kami berbasa-basi. Ia lebih banyak mendominasi pembicaraan yang benar-benar mencairkan suasana yang agak kikuk, aku hanya terpana melihat Dito berbicara, tawanya yang lepas, dan canda nakalnya yang sering membuat wajahku merona merah, dan kemudian aEs..ayo kita mulai kerja bakti..aEt ajaknya sambil tersenyum. Senyum yang aku yakin telah memikat banyak wanita. Aku segera menuju dapur-yang juga sangat lelaki-piring, gelas dan sendok kotor menumpuk, sementara Dino membersihkan kamar tidur yang sekaligus berfungsi sebagai ruang istirahat dengan segala pernik elektronik. Sesekali ia menengokku di dapur dengan celetukan-celetukan lucunya membuat aku tidak dapat menahan tawa. Sambil mencuci aku sempat tersipu-sipu membayangkan kegiatan kami yang layaknya seperti pasangan yang baru menikah. Jam 1.00 siang aE~kerja baktiaE? tuntas, sebelum permisi untuk mandi Dito memesan pizza lewat telpon untuk makan siang, Ia menyilahkan aku memutar VCD sementara menunggunya mandi. Aku memilih film sekenanya saja karena tidak ada bintang2 filmnya yang familiar. Aku sempat kaget melihat adegan ciuman difilm itu yang berbeda dengan adegan ciuman difilm yang biasa aku tonton dan yang membuat aku terkejut ternyata adegan ciuman itu berlanjut lebih dahsyat lagi. Sambil berciuman tangan pria di film itu mulai meraba-raba paha pasangannya dan semakin naik hingga dibagian sensitif dibalik rok. Mata si wanita terpejam menikmati elusan-elusan itu. Apalagi adegan selanjutnya yang memperlihatkan pria itu menciumi buah dada pasangannya yang saat itu sudah telanjang bulat, aku betul2 terpana! Ingin rasanya mematikan VCDnya tapi rasa ingin tahu akan apa yang terjadi berikutnya membuat aku tidak menekan tombol off di remote control, adegan berikutnya semakin memanas, saat siwanita membuka celana dalam pasangannya aku menahan napas melihat kemaluannya yang panjang dan besar itu dijilati dan dihisap! Ada rasa aneh yang menjalar ditubuhku, membuat aku duduk dengan gelisah, dan semakin gelisah lagi waktu si pria mulai menyetubuhi pasangannya. Seumur hidup belum pernah aku menyaksikan adegan2 seperti itu, mimik si wanita yang demikian menikmati ditambah lagi desah2annya telah membuat bagian2 sensitif ditubuhku mengeras, tanpa sadar aku pun merapatkan paha dan menggerak-geraknya, napasku pun mulai tidak terartur..saat itulah lamat2 kudengar pintu kamar mandi terbuka, secepat kilat kutekan tombol off di remote control dan mengembalikan piringan VCD ketempatnya. Dan benar, Dito berdiri di sampingku kelihatan lebih segar dan harum Kami pun menikmati makan siang sambil lesehan dikamarnya yang merangkap ruang istirahat sambil bercengkerama. Berbicara dengannya betul2 mengasyikan, iya tahu betul kapan harus berbicara dan kapan harus menjadi pendengar yang baik, Duduk lesehan membuat rok jeansku sedikit tersingkap, sesekali aku menangkap pandangan Dito yang mencuri tatap kearah pahaku yang putih dan anehnya aku bukannya malu malah sebaliknya menikmati tatapnya. Ya, ampun! aku bukannya mengelak atau marah, malah sebaliknya menikmati kehangatan bibirnya dileherku yang kemudian menjalar kebibirku, kecupan lembutnya perlahan-lahan berubah, Dito mulai mengulum bibirku, aku terpejam ketika merasakan lidahnya menerobos mulutku. Aku bukannya tidak pernah berciuman, tapi yang seperti dilakukan Dito baru pertama aku rasakan dan ini menimbulkan sesuatu yang luar biasa. Belum hilang rasa itu, aku sudah merasakan jilatan lidahnya membasahi leherku yang jenjang, hangat sekali rasanya. aEsaahh..aEt, Aku mendesah pelan sambil menengadahkan kepalaku, agar lidahnya leluasa melingkar-lingkar di leherku.., menari-nari di situ.., aakkhh.., semakin tak karuan rasanya. Dan tiba-tiba aku merasakan tangannya meremas lembut payudaraku membuat desiran darahku semakin kencang, aku betul2 terangsang, tapi rasa malu ku tiba-tiba menyergap dan aku berusaha melepaskan tangannya dari payudaraku aEs..Jangan Dit..aEt pintaku, ia sepertinya bingung Menjelang malam aku pun pulang, dan berjanji untuk datang lagi esok hari Minggu. Sampai dirumah aku langsung mandi dan berkurung dikamar membayangkan kejadian di rumah Dito, sesuatu yang belum pernah aku alami dalam hidup, film yang aEspanasaEt, kecupannya yang membara dengan lidahnya yang menjalar dileher dan remasan tangannya didadaku. Ingin rasanya menghilangkan semuanya itu dari kepalaku, tapi semakin aku ingin membuang semakin kuat bayang2 semua kejadian itu melekat dikepalaku. Tanpa sadar aku mulai menirukan apa yang dilakukan Dito, meng-elus2 dan meremas payudaraku sendiri. Rasa nikmat yang timbul menguasai seluruh tubuhku, semakin lama semakin keras telapak tanganku me-remas2 dan instingku menuntun agar jari-jemari menyentuh puting payudaraku ..dan saat jari-jemariku mulai memilin-milin puting kecil ke-merah2an itu..ngghh..tanpa sadar aku melenguh dan meng-geliat2 kecil, aku sangat menikmatinya sampai tertidur pulas. Pagi harinya, Minggu yang cerah, aku begitu ceria sarapanpun kuselesaikan dengan secepat kilat tidak sabar rasanya untuk segera memenuhi janji dengan Dito. Tepat jam 10.00 aku sudah dirumahnya Selesai sarapan kami masih tetap duduk dimeja makan menghabiskan teh hangat dan kopi sambil berbincang-bincang. Dito sesekali meremas tanganku, kadang membelai pipiku dengan punggung jari2nya..aEtKulit kamu halusaEt celetuknya, aku menunduk tersipu-sipu. Dito mengangkat daguku dan mengecup lembut bibirku, kecupan lembut yang panjang dan secara perlahan berganti dengan lumatan-lumatan panas. Kehangatan bibir dan desiran nafasnya yang menyentuh kulit begitu membangkitkan gairah kewanitaanku. Entah kapan mulainya, tiba-tiba saja kami telah berdiri berpelukan sambil tetap saling melumat dan..lebih liar, aku merasakan lidahnya menggeliat-geliat didalam mulutku. Aku bukan lagi Mayang yang kemarin, Mayang yang sekarang tidak lagi pasif saat lidah Dito menari-nari dirongga mulutnya, Mayang yang sekarang membalas keliaran lidah Dito dengan gairah yang mengapai-gapai keluar dari tubuh yang mulus dan sintal. Aku merasakan pagutan-pagutan Dito dileherku yang jenjang diselingi dengan jilatan2 lidah yang membara membuat seluruh bulu2 halus dibadanku berdiri. Dan saat lidahnya turun ke belahan dadaku..menari-nari di situ dibarengi dengan remasan2 tangannya dipinggulku, membuat aku semakin tak karuan. Begitu tangannya mulai meremas-remas payudaraku-bukannya menolak seperti kemarin-malah aku mengharapkan lebih, Dito seperti mengerti keinginan itu, ia mulai melepaskan kancing bajuku satu persatu dan membuka bra 34b yang menyangga payudaraku.. aEsagghhaEt..jerit birahi keluar tanpa aku sadari saat tangannya meremas-remas lembut dan payudaraku yang putih dan sudah mengeras. Aku terlena pasrah dibawah kenikmatan yang baru pertama kurasakan ini. Aku bahkan ingin lebih, segera kudekap kepalanya dan kutarik mendekati dadaku yang kubusungkan, Dito tahu persis harus melakukan apa, lidahnya menjilat-jilat, berputar-putar melingkar-lingkar di puting susuku dengan liarnya, aku menggelinjang-gelinjang menahan geli dan nikmat yang luar biasa. Dari meja makan kami pindah ketempat tidur, disini kembali kedua puting payudaraku menjadi bulan-bulanan mulut Dito, aku merintih..mengerang, keringatku mulai menetes, rasanya sulit sekali untuk bernafas teratur, tiap kali menarik nafas selalu terhenti oleh rasa geli yang menyengat puting payudaraku. Aku baru sadar sudah dalam keadaan tanpa sehelai benang pun di tubuhku saat Dito merebahkanku di kasur. Dito menerkam tubuh sintalku dengan birahi yang membara, kamu berpelukan saling memagut, menjilat, meremas dan berguling-gulingan. jari-jemari Dito merayap dan menyentuh bagian kewanitaanku, akupun meradang. Aku tidak lagi mampu menahan eranganku yang keras saat jari-jemarinya dengan lembut membelai lembut mulut kemaluanku, jari-jarinya dengan lincah bermain-main, menekan dan mengelus seluruh permukaan kewanitaanku, yang kurasakan mulai basah oleh cairan birahi. Sambil melumat payudaraku Dito mulai melepas seluruh pakaiannya dan aku merasakan kejantanannya yang keras dan hangat menyentuh pahaku. Dito menarik tanganku agar menyentuh kejantananya, bukannya sekedar menyentuh, akupun mulai meremas-remas, sentuhan tanganku di kemaluannya membuat birahiku semakin menggelegak. Dito kemudian beringsut ke bawah lidahnya menjalar ganas menjilati kulit mulus pahaku membuat tubuhku mengelinjang keras. Aku merasa pahaku bergetar ketika lidah Dito yang panas mendekati selah-selah paha. Aku menjerit tertahan saat lidah Dito sampai di bibir kewanitaanku, lidahnya yang nakal menelusuri seluruh pinggir bibir kewanitaanku. aEsAhhgg..aEt, Aku menjerit dan menggelinjang hebat ketika lidahnya mulai menjilat-jilat klitorisku, aku mencengkram rambut Dito menahan gejolak birahi yang sudah tidak tertahankan lagi. Tapi rupanya Dito tidak ingin segera berhenti memberikan kenikmatan lidah dan mulutnya. Kewanitaanku seperti diselimuti oleh sesuatu yang basah, panas, dan lunak. saat mulutnya mulai menghisap-hisap kemaluanku layaknya mencium bibir. Belum pernah aku rasakan kenikmatan seperti itu. tubuhku bergetar keras merasakan lidahnya yang sesekali masuk kedalam kemaluanku dan bergerak-gerak cepat. Tanganku mencengkram apapun yang dapat kuraih, sungguh tak aku kuasa menahan sengatan kenikmatan diseluruh bagian tubuhku, aku mengeliat, menggelepar, dan menyorongkan kewanitaanku kemulut Dito untuk lebih menikmati sensasi mulutnya, hanya jeritan-jeritan dari mulutku yang mengekspresikan kenikmatan yang luar biasa. Aku sudah dalam keadaan terangsang sekali punggungku terangkat-angkat, mataku tak mampu kubuka, nafasku kian terasa berat, bahkan mengelepar-gelepar seperti ikan tanpa air akibat nikmat tak terkira. Rintihanku kian tak terkendali, sementara Dito seakan tak ingin menyudahi kehangatan birahi lewat bibir kewanitaanku, bahkan. Jilatan dan hisapan mulut Dito kian buas menerpa kewanitaanku, benar-benar tak terperi nikmatnya. Aku betul-betul sudah tidak berdaya lagi, entah beberapa kali sudah tubuhku mengejang dan mengeluarkan cairan birahi saat mulut dan lidahnya bermain-main di kewanitaanku. Akhirnya Dito perlahan-lahan merayap naik ketubuhku dan melumat dadaku, sementara kakinya secara perlahan membuka kedua kakiku. Sentuhan2 kulitnya disekujur tubuhku membuat aku seperti melayang-layang..aku memeluknya erat2 dan menanti apa yang akan dilakukan Dito selanjutnya. Dan..kemudian aku merasakan kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku dan perlahan mamasukinya seluruh tubuhku bergetar hebat merasakan ujung kejantanannya dalam mulut kemaluanku yang semakin basah. Dito tidak langsung memasukan seluruh kejantannya tapi berulang-kali mengeluar-masukan ujung kemaluannya dengan perlahan membuatku terbang melayang. Aku terpejam, merasakan nikmatnya, diriku terombang-ambing ke alam lain. Aku bahkan membuka kedua kakiku lebih lebar lagi seakan meminta Dito agar memasukan kemaluannya lebih dalam lagi dalam rongga kewanitaanku. Miliknya yang panjang dan hangat itu semakin dalam masuk, aku terbelalak karena rasa perih saat kejantananya merobek selaput daraku. Dito seperti tahu persis apa yang harus dilakukannya, ia melumat mulutku dengan lembut dan berbisik. aEs..rileks Mayang, sedikit lagi kamu akan merasakan kenikmataan seutuhnya..aEtsambil menjilati telingaku, menggigit mesra leherku dan melumat puting payudaraku membangkitkan lagi getar2 birahiku sehingga sakit itupun tidak lagi terasa. aEsAahhgg Dittoo.., oohh..aEt, erangan yang panjang tak dapat kutahan lagi saat merasakan seluruh kejantannya yang keras dan panjang perlahan-lahan menyusuri rongga kenikmatanku sampai akhirnya seluruhnya berada dalam diriku. Aku memeluknya erat2 melumat bibirnya saat ia mulai menggerakkan kemaluannya yang telah memenuhi seluruh rongga kewanitaanku, keluar masuk dengan perlahan. Sungguh kenikmatan yang sulit untuk digambarkan, rintihan birahiku semakin menggila kala Dito menggerakkan tubuhnya lebih cepat lagi. Kejantanannya tanpa henti menghentak-hentak seluruh bagian dalam kewanitaanku dan menggosok-gosok seluruh dinding kemaluanku dengan keliarannya, hentakannya semakin lama semakin cepat membuat aku semakin gila mengeliat-geliat. Tubuh kami semakin diselimuti peluh-peluh kenikmatan. Setiap kali kejantanan Dito menerobos menguak kewanitaanku dan saat Dito menariknya, seluruh tubuhku dilanda kegelian, kegatalan dan entah rasa apalagi. Akhirnya aku merasakan satu desakan keras di rongga kewanitaanku aku menjerit dan mengerang kesetanan membuat tubuhku mengejang dan memuntahkan cairan birahi membasahi kejantanan Dito dan lorong kewanitaanku, sungguh sebuah kenikmatan puncak yang tak terkira. Seteleh itu entah berapa kali lagi tubuhku mengejang dan mengeluarkan magma birahi, dan rasanya aku tidak ingin berhenti merasakan kenikmatan ini. Hingga akhirnya Dito semakin mempercepat gerakannya dan kurasakan kejantanannya membesar ia kemudian menekan keras kemaluannya hingga seluruhnya terbenam dalam rongga kenikmatanku disertai erangan-erangan liarnya, kurasakan semburan-semburan hangat keluar dari kemaluannya, diikuti oleh semburan-semburan cairan kenikmatan dari kewanitaanku membuat tubuhku seakan melayang-layang. Dan kamipun lemas dalam kenikmatan yang belum pernah aku rasakan seumur hidup. Dihari-hari berikutnya aku tidak sabar untuk segera bertemu dan menikmati kembali kejantanan Dito, ia begitu banyak mengajarkan aku variasi dalam bersetubuh, oral sex misalnya. Awalnya aku merasa jengah tapi begitu aku merasakan lidahku menjalar-jalar dibatang kemaluannya yang keras ada sensasi sexual yang lain terlebih ketika aku mencium dan mulai menghisap kepala kemaluannya, Dito yang tergetar akibat hisapanku membuat birahiku memuncak. Saat seluruh kemaluannya berada dalam mulut aku betul2 seperti kerasukan mengulum-ngulum, menghisap-hisap dengan sangat bernafsu, dan sesekali kurasakan kejantanan Dito seakan ingin menerobos ketenggorokanku, begitu cairan birahinya menyembur-nyembur, disertai erangan-erangan liar Dito serta merasakan cairan hangat itu mengalir di tenggorokanku aku merasakan sesuatu yang luar biasa, tidak henti2nya aku hisap cairan2 tersisa seakan-akan tidak ingin setetespun terlewatkan, aku sungguh sangat menyukainya. Aku tidak menyesali memberikan aEstigaaEt keperawananku (kegadisan, mulut dan anus) kepada Dito bahkan menikmatinya walau tidak ada janji-janji manis, hanya gairah dan birahi yang diberikannya. Dito telah memberikan aEspengalamanaEt yang luar biasa dalam hidupku. Downloads gratis untuk Hp mu... |
« Kembali || Keluar » Home |