Cukup 69 Kisah ini berawal ketika aku sering ditugaskan kantorku ke luar kota untuk mengikuti training, melakukan negosiasi dan maintain pelanggan yang umumnya adalah perusahaan asing. Oh ya, saya John, 32 tahun, berkeluarga dan tinggal di wilayah timurnya Jakarta. Bekasi kali ye. Sebetulnya sejauh ini tidak ada yang kurang dengan keluarga dan profesiku sebagai orang marketing. Sebagai tenaga penjual dengan berbagai training yang pernah kuikuti aku tidak pernah kekurangan teman, pria maupun wanita. Di mata istriku aku adalah seorang ayah yang baik, penuh perhatian dan selalu pulang cepat ke rumah. Namun di balik itu, sebuah kebiasaan, yang entah ini sudah kebablasan, aku masih suka iseng. Iseng dalam arti awalnya cuma ingin memastikan bahwa ilmu marketing ternyata bisa diterapkan dalam mencari aPapaun termasuk teman cewek, hehehe.. Marketing menurutku bersaudara dengan rayu merayu customer, yah si cewek tadi juga bisa tergolong customer. Anyway, Anne adalah orang kesekian yang masuk perangkap ilmu marketing versi 02 (versi 01 adalah customer beneran). Anne gadis berkulit putih berusia 23 tahun, lulusan universitas ternama, tinggi 167, berat 50, (buset, kapan gue ngukurnya ya). Ukuran bra gak hapal, karena sebetulnya aku lebih terkonsentrasi dengan yang di balik bra itu. Mojang Bandung ini kukenal dalam sebuah training di Puncak, Bogor. Dia dari sebuah perusahaan Periklanan di seputaran Sudirman Jakarta dan aku dari perusahaan konsultan Manajemen di sekitar Casablanca, juga di Jakarta. aEsHai Anne, tadi kulihat kamu ngantuk ya?aEt kataku ketika rehat kopi sore itu di sebuah training yang kuikuti. Usai sesi yang melelahkan sore itu, kami kembali ke kamar masing masing. Aku antar dia sampai pintu kamarnya dan janjian ngobrol lagi sambil makan malam. Usai makan nampaknya dia buru buru ingin masuk ke kamar. Anne tidak menolak ketika aku menawarkan mengantarkannya. Di depan pintu kamar dia malah menawarkan aku masuk, pengen ngobrol katanya. Alamak, pucuk dicinta ulam tiba. Aku pura pura lihat jam. Masih jam besar 20.15. aEsLain kali aja deh, gak enak kan ntar apa kata teman temanaEt kataku agak nervous tapi dalam hati aku berdoa, mudah mudahan dia tidak basa basi. aEsGimana An, kamu udah punya gambaran tentang tugas besok?aEt kataku basa basi. Aku jadi ingat Vina mahasiswi yang minta bantuanku menyelesaikan skripsinya dan akhirnya bisa tidur dengannya. Tapi sungguh, aku tidak merusaknya karena aku mengenalnya dengan cara baik baik dan dia tetap virgin sampai akhirnya menikah. aEsStereotip saja, berbanding lurus dengan keramahan dan perhatiannyaaEt katanya lagi dengan senyum yang genit. Wah gawat nih, pikirku. Aku mendekat dan berusaha membujuknya. Lalu entah bagaimana ceritanya aku sudah memeluknya. aEsAn, jangan nangis, entar orang orang pada dengaraEt Bukannya mereda, tangisnya malah makin keras. Kudekap dia sehingga tangisnya teredam di dadaku. Jantungku berdebar tak karuan. Telunjukku menyeka air matanya. Kupandangi wajahnya. Bodoh amat nih cowoknya, cewe cakep begini kok disia siakan pikirku. Dan tanpa sadar aku mencium pipinya, dia melihatku dengan mata sayu lalu tiba tiba Anne membalas dengan kecupan di bibir. Wah, seperti keinginan gue nih, pikirku dalam hati. Dan seperti kehilangan kontrol akupun membalas menghisap bibir mungil yang harum dan merekah itu. Anne membalas tidak kalah hotnya. Napasnya terengah engah tanda napsunya mulai naik. Dengan lembut kutidurkan dia. Dan dengan lembut pula tanpa kata kata, dari balik sweater aku sentuh kedua bukit kembar menantang itu. Anne mendesis desis. aEsTerus John, perhatian elo bikin gue jadi wanita..aEt Seperti minta persetujuannya, perlahan aku angkat sweater dan tshirtnya. Sekarang kedua bukit kembarnya terbuka. Buset dah, putingnya sudah menonjol keras dan tak ada waktu lagi untuk tidak menyedotnya. Aku memang paling hobby menetek dan menghisap benda terindah di dunia ini. Anne terus mendesis desis. Tangannya juga sudah menggenggam senjataku yang mulai mengeras. aEsUh.. ahh.. uh..aEt Tangannya membantu membuka retsileting dan dengan cepat Anne sudah terlihat dengan CD warna kremnya. Hmm, seksi sekali anak ini, pikirku. Hmm..dari balik CD-nya terlihat bulu bulu halus dan hitam legam. Uh, aku sudah tidak sabar lagi namun dengan tenang aku mengelusnya dari luar. Anne menggelijang, matanya terlihat saya menahan gejolak. Perlahan kuturunkan CD-nya. Uh, sodara sodara, tercium aroma yang sangat kukenal, dia pasti merawat benda yang paling dicari semua laki laki ini dengan baik. aEsAnne.. boleh aku cium?aEt bisikku pelan. Anne mengangguk lemah dan tersenyum. Perlahan Anne merenggangkan kedua kakinya. Pasrah. Dengan kedua jariku, kubuka vaginanya dan terlihat klitorisnya yang merah merekah. Basah. Sungguh indah dan harum. Kujulurkan lidahku di sekitar pahanya sebelum mencapai klitorisnya. Anne mendesis desis dan mulai meracau dan terlihat seksi sekali. aEsAyo, John.. jangan buat gue tersiksa.. terus ke tengah sayang..aEt Aku malah menjilat bagian pusernya membuat dia uringan uringan dan makin bernafsu. Bermain sex memang perlu teknik dan kesabaran tinggi yang membuat wanita merasa di awang awang. aEsJohnn.. gila lo, ke bawah sayang.. please..aEt Akhirnya lidahku hinggap di labia mayoranya. Kusibak dengan lembut rimbunan hutan yang sudah becek itu. Kuhurip cairan yang meleleh di sela selanya. Kelentitnya kuhisap seperti menghisap permen karet. Akibatnya pantatnya terangkat tinggi dan Anne menjerit nikmat. Lidahku terus merojok sampai ke dalam dalamnya. Kuangkat pantatnya dan kupandangi, lalu kusedot lagi. Anne berteriak teriak nikmat. Aku jadi kuatir kalau suaranya sampai keluar. Kupindahkan bibirku ke bibirnya. aEsTenang sayang, perang baru dimulai..aEt Kataku berbisik. Ia mengangguk dan perlahan aku putar posisi menjadi 69. Posisi yang paling aku sukai karena dengan demikian seluruh isi memeknya terlihat indah. Batangku juga sudah terbenam di bibirnya yang mungil dan terasa hangat serta nikmat sekali. Kutahan agar aku tidak meletus duluan. aEsPunya kamu enak John..aEt Pujinya layaknya memuji Customer. Aku lanjutkan menjilat seluruh permukaan memeknya dari bawah. Uh, benar pemirsa, siapa tahan melihat barang bagus dan cantik ini. Yang luar biasa, aku yakin dia masih perawan. Bentuk kemaluannya menggelembung dan benar benar seperti belum pernah tersentuh benda tumpul lain. aEsAnne.. kamu masih perawan sayang..aEt Sungguh, meski banyak kesempatan aku belum pernah berpikir memerawani cewek baik seperti Anne ini, kecuali istriku. Wanita yang kutahu sedang stress dan sedang mencari pelarian sesaat ini harus ditenangkan. Akan buruk akibatnya ketika dia sadar bahwa keperawanannya diberikan kepada orang lain yang bukan suaminya. Aku percaya jika sudah mencapai orgasme dia justru akan berterima kasih dan menginginkannya lagi. Kembali kujelajahi kemaluannya. Cepat cepat aku jilat berulang ulang klitorisnya. Dan sodara pemirsa, apa kataku, pantatnya tiba tiba menekan keras wajahku dan mengejang beberapa kali..lalu mengendur. aEsUuhh.. gue nyampe Johnn.. aahh.. uhh.. uhh..aEt Masih dalam posisi 69, Anne terdiam sesaat, kulihat kemaluannya masih merekah merah. Perlahan ia mulai bangkit dan mngecup bibirku. aEsSorry sayang, gue duluan..aEt aEsTerima kasih John, elo emang hebat..aEt Kami mengobrol sebentar namun tangannya masih menyentuh nyentuh batangku. Ia mengambilkanku minuman dan menyorongkan gelas ke bibirku. Ketika tegukan terakhir habis, bibirku perlahan mengulum bibirnya. Putingnya mulai mengeras dan aku mulai aksi sedot menyedot seperti bayi. Anne kembali menggelijang. Aku bisikkan perlahan, aEsAnne.. gue pengen menggendong kamu sayangaEt. Aku peluk dan angkat dia lalu kusenderkan ke dinding dekat meja rias. Dari balik cermin kulihat pantatnya yang montok dan mulus itu, membuat gairahku meledak ledak. Dengan posisi berdiri, tubuhnya sungguh seksi. Aku perhatikan dari atas ke bawah, sungguh proporsional tubuhnya. Segera kusedot putingnya dan jariku sebelah kiri segera mengelus rimbunan hutan lebatnya. Making love sambil berdiri adalah posisi favoritku selain 69. Perlahan sebelah kakinya kuangkat ke kursi pendek meja rias dan terlihatlah belahan memeknya yang merah merekah, indah dan seksi sekali Kuturunkan kepalaku dan segera kutelusuri paha bawahnya dengan lidahku. Dari bawah aku lihat wajahnya mendongak ke atas menahankan nikmat. Sungguh saat itu Anne kelihatan sangat seksi. Sebelum lidahku mencapai kelentitnya, aku sibakkan labia mayoranya dengan kedua Ibu jari. Hmm.. sungguh harum. aEsCepat John.. gue udah gak tahan.. jilat sayang.. jilat..aEt Benar benar nikmat melihatnya tersiksa, namun sebetulnya aku lebih tersiksa lagi karena batangku sudah mengeras bagaikan batu. Aku nyaris tak bisa menahan klimaks, namun aku harus membuatnya orgasme untuk kedua kalinya. Benar saja, begitu lidahku menyedot klitorisnya, Anne langsung mengejang dan berteriak pertanda orgasme. Kusedot habis cairannya. Luar biasa, aku menikmati ekspresinya ketika mencapai orgasme dan itu jugalah puncak orgasmeku. Cepat aku berdiri dan aku tekan batangku ke sela sela pahanya dan seketika muncratlah semua. crott.. crott..! Wuahh.. aEsOh John, kita keluar bersamaan sayang..aEt ***** Pemirsa, begitulah ceritanya. Tak selamanya seks harus membobol gawang. Setelah kejadian itu Anne makin ketagihan. Dia sangat terkesan bisa mencapai orgasme tanpa merusak keperawanannya. Dia juga menyukai posisi 69 dan posisi berdiri yang bisa mirip 69. Kadang kadang aku datang ke kantornya dan hanya dengan mengangkat roknya aku menjelajahi area area sensitifnya secara cepat dan efisien. Dan pada saat yang sama aku juga mencapai orgasme. Masih ada Vina dan Dina yang ketagihan seperti Anne. Aku selalu bilang pada wanita wanita berpendidikan itu bahwa suatu saat mereka akan menikah dan aku berjanji tidak akan memerawaninya. Cukuplah 69! Downloads gratis untuk Hp mu... |
« Kembali || Keluar » Home |