Cerita Mereka Dina dan Kusmiyanto telah menikah selama 7 tahun, dan dikaruiai seorang anak. Menginjak tahu kedelapan dari perkimpoian mereka, Kus mengajak istrinya untuk melakukan bulan madu kedua ke Amerika Serikat. Kus adalah seorang wakil area manager sebuah perusahaan penerbangan nasional, 29 tahun. Sedangkan istrinya, Dina, 31 tahun, bekerja pada sebuah pusat kebugaran. Dalam perjalanan ke Amerika Serikat, pada pesawat Garuda Airways, GIA 212, mereka berkenalann dengan seorang mahasiswa Indonesia yang akan kembali ke AS. Roi,25 th. Ia mengambil program extension di UCLA, yang kebetulan berada di LA, tempat tujuan mereka. Roi dan Kus cepat merasa akrab satu sama lain, bahkan Kus menerima tawaran Roi untuk membantu menjadi guide apabila diperlukan. Dina setuju saja atas keputusan suaminya, selain ia tidak merasa terganggu, ia juga mulai menyukai anak tersebut karena kesopaannya. Terlebih lagi Roi mengingatkannya akan suaminya semasa SMA. “Mbak…mbak filmnya baagus …” Roi menjawil lengan Dina yang 1/2 mengantuk. Dengan mata masih setengah terpekam Dina mencoba melihat film yang baru saja diputar. Ternyata film itu berjudul Wild Orchid, khusus diputar untuk penumpang klas utama, dengan tv pribadi yg terletak di depan masing2 penumpang. Dina kemudian mencoba membangunkan Kus, tetapi Kus telah terlelap. Tubuh Dina panas dingin menyaksikan adegan demi adegan film tersebut. Matanya sesekali terpejam membayangkan adegan tersebut. Tanpa sadar tangannya menyusup turun dibalik selimutnya, meremas-remas buah dadanya sendiri. “….hhhhhhhhh………” hanya desisian yg keluar dari mulutnya. Tiba-tiba ia terkejut. Ada tangan lain dari arah kanannya yang bergerak masuk ke selimutnya. Yanpa permisi tangan tersebut menyusup masuk ke blusnya dan meremas2 payudara kanannya. “……………!!” secara refleks ia menoleh ke kanan, namun Roi memberi isyarat untuk diam. Matanya kembali terpejam, menikmati remasan tangan pemuda di sebelahnya. Tangan pemuda itu menyusup lebih jauh dibalik bra-nya. Menggerayangi payudaranya, meremas2nya dan mempermainnkan putingnya yg mulai mengeras. “….mbak dina..enak nggak…..? kalau tidak mau saya berhenti ya ? “…Roi berbisik. Perasaan syurr telah mempengaruhi otak Dina, sehingga ia bahkan membimbing tangan Roi menjelajahi bukitya. Maka dibalik selimutnya tersebut sebuah tangan menyelusuri dan memberikan kenikmatan pada Dina. Nafas Dina semakin memburu, bahkan ia merasa dinding vaginanya basah. Remasan tangan Roi telah membuatnya terangsang ! Suasana kabin yang gelap dan privacy yang tinggi di kelas utama membuat mereka bisa agak leluasa bergerak. Tiba-tiba ia merasa ingin kencing, akibat dinginnya AC pesawat dan kenikmatan yang diberikan Roi. Tangannya kemudian menghentikan gerakan tangan Roi, sembari berbisik “….saya ke belakang dulu ya..” Ia juga berbisik kepada suaminya. Kemudian ia menuju kamar kecil yang berada di belakang kabin. Setelah selesai buang air kecil, ia menatap dirinya di depan kaca. Dalam hatinya ia berkata masih cantikkah aku ? sehingga pemuda 25 thn itu tertarik ??. Pertanyannya belum terjawab, terdengar ketukan di pintu. Prakiraanya itu adalah suaminya, yang ingin menyusul. Ketika ointu terbuka, ia justru mendapai Roi yg tersenyum dan menerobos masuk. “Hi…..boleh kita lamjutkan disini ? ” Tangan Roi langsung dilingkarkan ke pinggang Dina. “Tapi……………..” Belum sempat Dina menjawab, bibirnya mendapat serangan dari pemuda itu. Lidahnya menerobos masuk mulutnya untuk mempermainkan lidahnya. Secara refleks Dina merangkul Leher Roi, memejamkan matanya menikmati pagutan pemuda yang baru dikenalnya tersebut. Ia kemudian merasakan sesuatu yag semakin membesar di bagian bawahnya. Sesaat ia melepaskan diri dari ciuman pemuda itu dan berbisik .. “….cepat………..” Roi dengan cepat melepaskan celana jeansnya, termasuk celana dalamnya. Penisnya dengan segera menyembul, ereksi. Mata Dina hampir terbelalak melihat penis pemuda itu. Tangannya yg sedang memegangi jeansnya sendiri bergetar sehingga celanannya terjatuh. Roi segera mendudukkan Dina di meja rias kamar mandi, sementara kaki Dina mennjepit pinggangnya. Mulutnya kembali menciumi leher wanita tersebut. Tangan dina berada di bokong pemuda tersebut, berpegangan erat menantikan saat liang vaginanya diterobos. “Ooohhhhhhhhhh…………………hhhhhh” matanya terpejam, sementara ia mendesis, ketika penisnya Roi menerobos liang vaginanya. Lubang vaginanya yang telah mulai basah diterobos oleh penis Roi yang lebih besar dari milik suaminya. Roi kemudian mempercepat gerakan menusuknya, pinggulnya bergerak sangat cepat. “Ooohhhh….yaa…..yaa…enaakkkkkk……MmMpppph phhhhh…” “Din…….mmmmmm….liang kamu masih sempit……..” Roi mendorongkan bagian bawahnya dengan keras. Membuat mata dina makin terpejam keenakan. Sementara pemuda itu berkonsentrasi menahan ereksinya. “Oooaaahhhhhhhh……..Roi…cepat…ceeppaatt…. …….” tangannya mencengkeram pantat pemuda itu. “HHmmmmgghmmmmm………..” peluh Roi bercucuran, gerakannya makin cepat, makin keras dan dalam ia menusuk. Tiba-tiva ia merasakan kuku wanita itu menusuk keras, otot vaginannya meregaang dan……… “Ahhhhhhhhhhhhhh……….Roiii…..i…..i..iii.. .” pertahanan Dina-pun pecah, desakan dan gesekan penis pemuda itu telah membuatnya memcapai titik klimaksnya, Ia pun kemudian membelalakkan matanya ketika merasakan sesuatu yg hangat menyemprot di liang vaginanya. Ia pun mendongakkan kepalanya, mata terpejam merasakan kehangatan cairan mani pemuda itu. Roi setelah meyemprotkan semennya ke dalam Dina tersenyum, mencium bibir wanita itu dan melepaskan penisnya dari dalam liang vaginanya. Bibir Roi kemudian mengunci mulut Dina, memberikan ciuman hangat di bibir wanita itu. “Mari saya bersihkan……..” Dengan cepat ia membersihkan semua cairannnya, dan membantunya merapikan diri. Semau itu terjadi dalam waktu kurang dari 6 menit. Kemudian Dina kembali ke samping suaminya yang masih tertidur lelap. Iapun tertidur karena lelah dan puas. Sementara film tetap diputar……. Hari Pertama : LA Situasi lift malam itu penuh, kapasitas 12 orang terisi 10 orang, sehingga sesak. Di saat keramaian itu Dina merasakan sesuatu yang besar menenekan pantatnya. Ia tahu bahwa Roi dan Tri berada di belakangnya. Karena Dina terdesak dari depan ia terpaksa harus lebih mundur, semakin ia menekan ‘benda’ yang berada di pantatnya. “siapa dia..? kok rasanya tidak pakai celana dalam..? ” gumannya dalam hati. Belum sempat ia berpikir lebih lanjut sepasang tangan menyelinap ke dalam kaosnya dan menuju bagian depan. Tangan itu kemudian meremas-remas kedua “bukit” nya. Putingnya segera mengeras menerima remasan dari tangan misterius itu. Perjalanan menuju lantai 15 terasa lama. Hingga akhirnya pintu lift itu membuka. “Sudah ya dik..saya capek. Terima kasih telah diantar ” ujar Dina ketika hendak masuk ke kamarnya. Kedua pemuda itu saling memandang dan aE|.. tiba-tiba.. “mmmmmmmmmmmmphhhh..” Dina tidak bisa berkata apa-apa karena Roi tiba-tiba mengunci bibirnya dan mendorongnya masuk ke kamar. Sementara Tri mengunci pintu kamar. “Hei..hei..apa-apaan ini..” dina mencoba marah. “Sudahlah..mbak juga ingin bukan..? ” kata Roi sambil tertawa dan melepaskan kancing celananya. Dina terduduk di tempat tidur, menatap kedua pemuda itu. Roi paling cepat selesai melepaskan pakaian. Dina yang sedang duduk itu ditanggalkannya bajunya, tanpa perlawanan. Kemudian ia membuka paha wanita itu lebar-lebar, shingga duduk mengangkang di tempat tidur. Celana dalam merahnya jelas terlihat dalam posisi ini. Tanpa banyak bicara Roi jongkok di antara kedua paha Dina, dan membenamkan wajahnya ke celana dalamnya. Lidah Roi menjilati area bibir vagina dina. “Uuuufffff..” Dina kontan mendongakkan kepalanya ke belakang. Tanpa ia sadari Tri telah berada di belakangnya. Kepala Dina jatuh di dada pemuda itu. Disambut dengan ciuman hangat di bibir Dina. “GilaaE|2 orang !!” pikirnya dalam hati. Tangan Tri melepaskan kaitan di BH Dina. BH warna merah itupun jatuh ke seprei putih tempat tidur. Payudara dengan ukuran 36A itupun menyembul. Tanpaa ampun tangan Tri-pun meremas-remasnya. Dian merasakan kenikmatan ganda, vaginanya dijilati oleh Roi sementara payudaranya diremas- remas oleh Tri. Ia hanya bisa merintih-rintih merasakan kenikmatan tersebut. Tak lama kemudian ketiga insan tersebut telah menanggalkan semua benang yang melekat di tubuhnya. Dina kini tergolek di tempat tidur dengan kaki berada di pundak Roi. Roi telah memasukkan penisnya ke vagina Dina dan menusuk-nusukkannya dengan cepat, sambil sesekali tangannya mempermainkan clitorisnya. Sementara Tri mengangkangi kepala Dina, membiarkan penisnya dikulum dan dihisap-hisap oleh Dina. “OoohhhhaE|hisap terus mbak..enakkkaE|ahhhh..” Tri mengerang sambil tangannya mempermainkan putting susu Dina. Sesekali dicubitnya kedua putting yang telah mengeras itu, sehingga membuat Dina mengigit ujung penis Tri yang sensitif. Dina tidak bisa berteriak ataupun mengerang keenakan akibat terobosan penis Roi yang berulang-ulang di lubang vaginanya. Mulutnya sibuk dengan penis besar dan tebal itu. Ia hanya bisa memandang ataupun memejamkan mata. Beberapa kali badannya bergetar ketika Roi menyentuh clitorisnya, kenikmatan yang luar biasa menjalar ketika roi melakukan hal itu. “MbakaE|mbakkkk..oohhhhhhhhhhaE|..” dengan sodokan final Roi membenamkan penisnya keseluruhan kedalam liang vagina Dina, dan menyemprotkan cairan hangat dan kental di dalamnya. Dina hanya bisa memjamkan mata, merasakan cairan hangat itu memenuhi liang kewanitaannya. Setelah selesai Roi memuncratkan sisnya di sekitar payudara dina. Cairan kopi susu itu pun membuat dada dina berlepotan. Sementara hisapan Dina makin keras, ia merasakan ada sesuatu yang keluar dari penis Tri yang sudah bermandikan keringat. Sesuatu yang manis dan hangat. Dina makin bersemangat, disedotnya terus penis pemuda itu hingga semua muatannya keluar. Cairan sperma Tri menerobos keluar. Meskipun Dina mencoba menelan semuanya, ada saja yang keluar dari mulut mungilnya. Tri kemudian merebahkan dirinya disampin Dina. Ketiga insan itu kelelahan atas permainan asmara yang baru saja mereka lakukan. Hari ketiga : suamikuaE|aE| Downloads gratis untuk Hp mu... |
« Kembali || Keluar » Home |